Kamis, 23 Mei 2013

Penalaran Deduksi dan Induksi


1.      Penalaran Deduksi
Penalaran deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal umum. Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang diuangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat penjelas.
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari suatu atau pernyataan yang lbh umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik simpulan itu disebut premis. Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Contoh :
Semua Ikan Berdarah dingin. (premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2.      Penalaran Induksi
Proses berpikir manusia untuk menghubungkan hubungan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan disebut penalaran. Dalam karangan penalaran berarti penggunaan pikiran untuk suatu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Dengan penalaran yang tepat, hal-hal yang akan dituangkan dalam karangan menjadi kuat. Penyajian materi karangan akan sesuai dengan jalan pikiran yang tepat. Oleh karena itu, setiap pengungkapan harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar hal-hal yang tidak tepat tidak masuk dalam karangan.
Penalaran yang baik berarti ketepatan pengorganisasian dan penyajian semua gagasan. Segala pernyataan benar-benar kuat dan dapat dipertanggung jawabkan, tanpaa meragukan pembaca. Alasan-alasan yang dikemukakan merupakan hal yang dapat diterima.
            Ada 4 jenis penalaran induksi, yaitu :
1.      Generalisasi
Generalisasi  adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh :
      Dengan tersenyum kita dapat mendapat pahala, saling berbagi juga mendapat pahala, apalagi membantu sesama ciptaan Allah juga akan mendapat pahala.
Jadi banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mendapat pahala.
2.      Hipotesa dan Teori
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban atau dugaan yang harus diuji lagi kebenarannya.
Contoh :
-          Persepsi remaja terhadap kepemimpinan yang demokratis cukup tinggi.
-          Prestasi study mahasiswa ditahun pertama cukup rendah.

3.      Analogi
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Cara ini didasarkan asumsi bahwa jika ada sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka aka nada persamaan pula dalam bidang lain.
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi,pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh :
Usia manusia dapat disamakan dengan sebuah buku. Jika semangkin hari semakin berkurang umur manusia,maka buku setiap halaman yang dibuka akan bekurang lembarannya.
4.      Hubungan kausalitas
Hubungan kasual adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh :
-          Sebab akibat
Karena motor belum diservice, maka menyebabkan motor mati dijalan.
-          Akibat – sebab
Ronaldo mendapat kartu merah karena melakukan pelanggaran.
-          Akibat – akibat
Ketika berjalan ditengah kota, mega melihat banyaknya fasilitas umum yang diberhentikan pengerjaan begitu saja sebelum dapat dimanfaatkan masyarakat, banyaknya jalan-jalan poros rusak yang terabaikan, mega lalu berfikir pastinya di kota ini banyak rakyatnya yang melarat dan miskin, tetapi tidak terlintas dipikirannya bahwa sebagian besar kejadian ini adalah ulah para koruptor.
   
http://rhyaria.blogspot.com/2011/03/contoh-dari-kalimat-generalisasi.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar