1. Penalaran
Deduksi
Penalaran
deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal umum. Dalam
karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang
diuangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat
penjelas.
Penalaran
deduktif bertolak dari sebuah kontusi atau simpulan yang didapat dari suatu
atau pernyataan yang lbh umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum
dari pada proposisi tempat menarik simpulan itu. Proporsi tempat menarik
simpulan itu disebut premis. Penarikan simpulan secara deduktif dapat dilakukan
secara langsung dan dapat pula dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Contoh :
Semua
Ikan Berdarah dingin. (premis)
Sebagian
yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2. Penalaran
Induksi
Proses
berpikir manusia untuk menghubungkan hubungan data atau fakta yang ada sehingga
sampai pada suatu kesimpulan disebut penalaran. Dalam karangan penalaran
berarti penggunaan pikiran untuk suatu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk
tertulis. Dengan penalaran yang tepat, hal-hal yang akan dituangkan dalam
karangan menjadi kuat. Penyajian materi karangan akan sesuai dengan jalan
pikiran yang tepat. Oleh karena itu, setiap pengungkapan harus dipertimbangkan
terlebih dahulu agar hal-hal yang tidak tepat tidak masuk dalam karangan.
Penalaran
yang baik berarti ketepatan pengorganisasian dan penyajian semua gagasan.
Segala pernyataan benar-benar kuat dan dapat dipertanggung jawabkan, tanpaa
meragukan pembaca. Alasan-alasan yang dikemukakan merupakan hal yang dapat
diterima.
Ada 4 jenis penalaran induksi, yaitu
:
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari
fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh :
Dengan
tersenyum kita dapat mendapat pahala, saling berbagi juga mendapat pahala,
apalagi membantu sesama ciptaan Allah juga akan mendapat pahala.
Jadi banyak cara yang bisa kita
lakukan untuk mendapat pahala.
2. Hipotesa
dan Teori
Hipotesis atau
hipotesa adalah jawaban atau dugaan yang harus diuji lagi kebenarannya.
Contoh :
-
Persepsi remaja
terhadap kepemimpinan yang demokratis cukup tinggi.
-
Prestasi study
mahasiswa ditahun pertama cukup rendah.
3. Analogi
Analogi adalah
cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Cara ini
didasarkan asumsi bahwa jika ada sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka
aka nada persamaan pula dalam bidang lain.
Analogi dalam
ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk
yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam
analogi,pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh :
Usia manusia dapat disamakan dengan
sebuah buku. Jika semangkin hari semakin berkurang umur manusia,maka buku setiap
halaman yang dibuka akan bekurang lembarannya.
4. Hubungan
kausalitas
Hubungan kasual adalah cara
penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan
sebab-akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain
(dependen).
Contoh :
-
Sebab akibat
Karena motor belum diservice, maka
menyebabkan motor mati dijalan.
-
Akibat – sebab
Ronaldo mendapat kartu merah karena
melakukan pelanggaran.
-
Akibat – akibat
Ketika berjalan ditengah kota, mega
melihat banyaknya fasilitas umum yang diberhentikan pengerjaan begitu saja
sebelum dapat dimanfaatkan masyarakat, banyaknya jalan-jalan poros rusak yang
terabaikan, mega lalu berfikir pastinya di kota ini banyak rakyatnya yang
melarat dan miskin, tetapi tidak terlintas dipikirannya bahwa sebagian besar
kejadian ini adalah ulah para koruptor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar