Yahoo Akhirnya Resmi Beli Tumblr
USD 1,1 Miliar
California,
AS - Yahoo akhirnya menuntaskan semua berita tentang ketertarikannya membeli
layanan blogging Tumblr. Secara resmi, CEO Marissa Mayer mengumumkan telah
mencapai kata sepakat dengan perusahaan startup tersebut.
Seperti
yang sudah diduga sebelumnya, dalam sebuah acara di New York, Senin waktu
setempat, Yahoo akan membayar secara tunai sebesar USD 1,1 miliar agar Tumblr
menjadi bagian dari Yahoo.
Kendati
sudah dibeli perusahaan raksasa, Mayer menjanjikan bahwa dia tidak akan
'mengacaukan' Tumblr dan tetap akan membuat layanan ini beroperasi secara
independen. David Karp (26 tahun), sang pendiri Tumblr tetap akan mejadi CEO.
Kesepakatan
itu merupakan yang terbesar yang dibuat oleh Mayer sejak dia mengambil alih
Yahoo pada bulan Juli lalu, dan ia mengatakan akuisisi ini sebagai kesempatan
unik. "Pada banyak tingkatan, Tumblr dan Yahoo seperti layanan yang tak
jauh berbeda, tapi saya bisa katakan bahwa keduanya akan saling melengkapi
kini," ujar Mayer, seperti dikutip detikINET dari BBC, Selasa (21/5/2013).
Sementara
itu, Karp yang memiliki saham 25% dari perusahaan yang didirikannya bersama
Marco Arment pada tahun 2007 silam ini, menyambut baik kesepakatan dengan
Yahoo.
"Tumblr
akan lebih baik, lebih cepat, dengan lebih banyak sumber daya untuk
mengembangkan diri," tukas Karp menekankan akibat dari akuisisi ini.
Layanan
Tumblr sendiri hadir mulai tahun 2007 lalu saat usia Krap baru menginjak 21
tahun. Di dalam kamar apartemen ibunya di New York itulah dia menemukan ide
tentang layanan Tumblr.
David
Krap berhasil menangkap peluang di saat Twitter, YouTube dan Wordpress belum
meledak di jagat maya. Ide dari Tumblr sendiri cukup sederhana, menggabungkan
gambar, foto dan pesan dalam satu tempat online. Tidak butuh lama, Tumblr
meraih sukses besar.
Pendorong
utama Tumblr adalah kedekatan Tumblr dengan blogger. Selain itu nama besar
seperti Lady Gaga dan Barack Obama turut memberikan kontribusi yang membuat
Tumblr menggurita.
Sisi Gelap Twitter, Dunia Nan
Pendek & Serba Cepat
Jakarta
- Saya yakin, sebagian besar pembaca menikmati dan suka dengan 'kehidupan' di
Twitter. Di samping banyaknya aplikasi sehingga memudahkan untuk ngetweet, di
dunia ini juga banyak informasi yang bisa didapat secara cepat dan padat, tanpa
bertele-tele.
Namun,
tahukah pembaca sekalian bahwa ada sisi gelap yang mungkin tidak Anda sadari?
Nah,
berbicara soal kebaikan dan kegunaan Twitter jelas ada banyak yang bisa
disebutkan dan 99% dari Anda juga menyadari hal itu. Jika masih belum menyadari
dan merasakan manfaat serta kebaikan Twitter namun tetap menggunakan, mungkin
saja sedang dihipnotis atau hanya menuruti wejangan dari Eyang Subur.
Lalu
akan menjadi lain masalahnya untuk menyebutkan atau menyadari bahwa ada sisi
gelap dari Twitter. Sebagian dari Anda juga akan sontak berteriak, 'APA? TWITTER
PUNYA SISI GELAP?! INI BECANDA KAN?!'
Iya.
Sebagaimana layaknya layanan umum lainnya, Twitter juga memiliki celah dan
sebagian dari itu berwujud buruk. Hasil dari beberapa riset kecil menunjukkan
bahwa sebagian besar pengguna Twitter ternyata mudah percaya dengan sebuah
tweet. Sehingga hal ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab dengan menyebarkan berita bohong.
Banyak
kasus yang telah terjadi sebenarnya dapat diambil hikmahnya terkait dengan
level kepercayaan kita terhadap tweet. Tentu saja kita masih ingat dengan
banyaknya berita palsu terutama saat terjadi bencana baik di dalam maupun luar
negeri.
Atau
berita tentang wafatnya seorang artis padahal hanya dirawat di rumah sakit. Dan
berita-berita lainnya yang diciptakan untuk memuaskan hasrat ngerjain.
Efek
yang dihasilkan dari berita palsu ini memang bermacam-macam. Berita kematian
palsu efeknya mungkin tidak seberapa yaitu sekadar sakit hatinya fans dan
keluarga, misalnya.
Namun
efek dari berita palsu juga dapat mengakibatkan lenyapnya uang senilai USD 200
miliar Amerika dari Bursa Efek New York sebagaimana yang terjadi kemarin akibat
berita palsu dari sebuah akun terverifikasi Associated Press lantaran dibajak.
Dampak
dari mudahnya kita percaya pada satu tweet memang tidak secara langsung
bersifat individual. Namun ada hal lain yang ruang lingkup dampaknya adalah
perseorangan namun merata dan bukan sesuatu yang sepele.
Dulu,
Twitter belum memiliki fitur realtime pada timeline baik via website maupun
aplikasi 3rd party. Hal ini menghadirkan jeda dan pengguna harus melakukan
refresh pada timeline untuk mendapatkan tweet terbaru.
Jeda
yang hadir saat itu bukan semata-mata karena kemauan atau kontrol pengguna
melainkan oleh karena desain dari Twitter sudah seperti itu. Namun jeda itu
sudah tak ada lagi sejak API versi baru yang mampu streaming timeline secara
cepat. Dan sejak saat itu, timeline seperti yang kita lihat saat ini datang
secara realtime.
Apa
yang Anda tweet pada detik itu juga akan muncul di timeline orang-orang yang
mengikuti Anda. Tak ada jeda walau sedetik. Di sisi lain cepatnya informasi
yang datang membuat kita menjadi tahu akan informasi baru dari berbagai sumber
tanpa perlu menunggu, seperti pada portal berita misalnya.
Namun,
informasi yang datang bertubi-tubi dengan berbagai macam topik juga
menghadirkan perkara lain. Di dunia yang serba cepat dan pendek ini, otak
menjadi kehilangan kemampuan yang penting dan sejak dulu mampu menghadirkan
banyak inovasi maupun penemuan. Dan hal tersebut adalah deep thought, pemikiran
mendalam.
Sejak
hadirnya internet sebenarnya kebiasaan otak kita sedikit ataupun banyak telah berubah,
sebagaimana dituturkan oleh Nicholas Carr dalam bukunya The Shallows. Dari
menyimpan banyak ilmu dalam otak menjadi mengandalkan Google dan Wikipedia
sebagai gudang ilmu dan rujukan. Dan dari berpikir mendalam pasca membaca buku
menjadi berselancar di antara tautan-tautan dalam browser dengan pemahaman ala
kadarnya.
Era
dan dunia Twitter semakin mengokohkan kebiasaan ini dengan sifatnya yang
realtime dan pendek. Dua hal yang saling melengkapi dalam rangka menghilangkan
dan menyingkirkan kebiasaan baik untuk otak dan ilmu pengetahuan.
Pendeknya
tulisan membuat kita menjadi cepat menyimpulkan sesuatu sebagaimana
menciptakannya. Sementara cepatnya informasi baru yang masuk dan tanpa jeda
tidak memberikan kesempatan kepada otak untuk berpikir lebih dalam.
Twitter
bukanlah satu-satunya penyebab. Karena ada banyak layanan lain yang juga
memiliki peran yang kurang lebih sama, baik berupa forum, portal berita, maupun
yang lain.
Twitter
dan layanan lain memang mempunyai kemampuan luar biasa untuk dimanfaatkan untuk
hal-hal baik. Dan sudah menjadi tugas pengguna untuk dapat memilah dan
memanfaatkan kebaikan dan manfaat dari semua layanan tersebut dengan tetap
berusaha sadar dan tidak terjebak dalam hal negatif yang dibawanya.
Peran Media Sosial dalam Pendidikan
Penulis:
Arli Aditya Parikesit - detikinet
Selasa,
30/04/2013 12:56 WIB
Jakarta
- Bersama dengan perkembangan zaman, maka proses belajar mengajar di sekolah
dan bangku kuliah turut mengalami perubahan.
Dalam
konteks TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), penetrasi gadget yang begitu
deras telah mengubah paradigma pendidikan menjadi technology-based. Namun, ke
manakah sesungguhnya arah perubahan tersebut?
Perkembangan
Manusia Bersama Gadget
Menurut
Jean Piaget, bayi mulai mengembangkan sensor motorik mereka pada usia antara
0-2 tahun. Pada saat itu, bayi mulai belajar mengkordinasikan segenap organ
tubuh, dalam rangka mengasosiasikannya dengan obyek eksternal. Hanya saja,
perkembangan TIK yang begitu deras telah menyebabkan bayi pada usia tersebut
tidak hanya mengkordinasikan motorik mereka terhadap obyek seperti kursi atau
bola mainan, namun juga terhadap gadget.
Di
era sekarang ini, telah lahir generasi digital native, yang sudah sangat familiar
terhadap TIK dari usia sangat dini. Walaupun tentunya masih dibatasi terhadap
aplikasi pendidikan usia dini, namun sudah ada pada usia 1-2 tahun (toddlers)
yang sudah sangat fasih dalam menggunakan gadget, terutama tablet.
Hal
ini yang mengakibatkan bagaimana generasi digital mencerap informasi, dalam
rangka proses belajar, sudah sangat berbeda dengan generasi pendahulu mereka. Sebagai
contoh, generasi digital sudah terbiasa mencari informasi pada Google dan
Wikipedia untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Akan tetapi, ada
satu tools yang berbeda dengan yang lain.
Tools
ini dapat mendiseminasi informasi dalam jumlah sangat besar, bahkan
membagikannya ke seluruh dunia dengan cepat. Tools ini adalah 'senjata
pamungkas' bagi generasi digital untuk mendidik diri mereka sendiri. Ia adalah
media sosial (medsos). Medsos: Menurunkan atau Menambah Prestasi?
Secara
psikologis, memang medsos seperti pisau bermata dua. Ia dapat meningkatkan dan
menurunkan prestasi belajar, tergantung bagaimana pemakaiannya. Bagi generasi
digital, teori 'six degree of separation' yang melandasi perkembangan medsos,
adalah jembatan mereka untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan dari
siapa saja. Hanya pertanyaannya, dengan 'ledakan' informasi yang begitu rupa,
bagaimana pengaruhnya ke proses belajar mereka?
Jika
kita membaca berita atau beberapa literatur, memang medsos memiliki potensi
untuk menurunkan prestasi belajar. 'Ledakan' informasi, ternyata justru dapat
mengakibatkan meningkatnya apatisme generasi digital, terutama dalam konteks
prestasi belajar.
Penggunaan
medsos yang tanpa kendali, akan mengakibatkan pembelajar melupakan tugas utama
mereka di sekolah atau bangku kuliah, dan memilih memasuki dunia virtual tanpa
batas. Satu hal yang seyogyanya kita pahami, cyberspace tidak jauh berbeda
dengan hutan belantara. Kita bisa menemui bunga yang indah, atau buah yang
enak, namun juga bisa diterkam binatang buas.
Bisa
kita istilahkan, hiper-realitas akan lahir, dimana kesadaran dari pembelajar
tersebut 'terhisap' dan menghilang dalam pusaran limbo cyberspace, yang
dimotori oleh Medsos. Hiper-realitas akan mengakhiri konsep diri siswa akan
berprestasi baik, sebab perbedaan dunia nyata dan maya akan kabur secara total.
Jika membayangkan medsos, baik itu Twitter, Facebook, Google+, dan lainnya
sebagai limbo cyberspace, memang hal tersebut dapat menjadikan kita skeptis
terhadap perkembangan TIK.
Namun,
satu hal yang seyogyanya kita pegang, adalah premis 'teknologi tidak pernah
bebas nilai'. Apakah maksudnya? Di sini pendidikan memegang peran penting dalam
membekali siswa terhadap 'limbo tanpa batas' tersebut.
Pembekalan
tersebut tidak mungkin berupa Great Firewall seperti milik RRC, sebab sensor
seperti itu pada akhirnya akan bisa diakali juga. Pelonggaran sensor seperti
yang dilakukan negara-negara barat juga tidaklah ideal, sebab terkadang
perversi seperti Child pornography yang walaupun dilarang, juga dapat terjadi.
Di
sini peran orangtua dan guru sangatlah penting untuk mendidik siswa menghadap
dunia tanpa batas tersebut. Bagaimana cara mendidik mereka? Salah satu yang
penting adalah mendidik anak untuk jujur.
Jika
anak sudah didik jujur dari awal, maka mereka akan dapat melaporkan
ketidaknyamanan yang mereka alami terhadap orang tua dan guru. Salah satu
faktor pendukung disini adalah pendidikan agama dan moral yang baik. Kemudian
yang tak kalah penting, orangtua dan guru harus memberi teladan yang powerful
terhadap siswa. Jika orang tua dan guru memang berperilaku baik, jujur, dan
terus terang, maka otomatis siswa juga akan menirunya.
Teladan
tersebut akan semakin kuat diterima siswa, jika guru juga menguasai medsos dan
segala fiturnya. Diseminasi Informasi Pendidikan via Medsos
Terlepas
sisi kompleksitas yang kita sajikan di atas, ternyata medsos juga berguna dalam
proses belajar-mengajar itu sendiri. Fitur notes pada Facebook, misalnya, dapat
digunakan untuk sharing catatan kuliah. Sementara itu, kuliah tweet (kultwit)
pada Twitter dapat digunakan untuk menjadi pointer terhadap perkuliahan atau
pengajaran itu sendiri.
Telah
banyak sekali organisasi siswa dan himpunan mahasiswa yang telah memiliki akun
Facebook dan Twitter, dan melalui media tersebut, para konstituennya dapat
saling berbagai informasi yang terkait akan sekolah atau kuliah mereka.
Seyogyanya,
orang tua dan guru mengarahkan siswa atau anak mereka supaya menggunakan medsos
ke arah ini. Walau pada akhirnya informasi negatif di medsos dapat saja sampai
ke siswa, namun 'pengkondisian operan' yang konsisten terhadap fitur positif
medsos akan menyebabkan mereka dapat memfilter informasi apapun secara mandiri.
Pemenang Blog Award Sesi 17 -
BRONZE
Tim
Internet Sehat - detikinet
Jumat,
19/08/2011 14:54 WIB
Jakarta
- Tim Internet Sehat telah memilih dua blog pemenang Internet Sehat Blog &
Content Award (ISBA) 2011. Setelah melakukan proses verifikasi dan penilaian,
bersama ini kami menyampaikan bahwa blog berikut ini layak dan berhak
mendapatkan penghargaan Internet Sehat Blog & Content Award (ISBA) 2011
untuk kategori BRONZE minggu ini, Jumat (19/08/2011): http://www.kafeastronomi.com
Mempelajari
benda-benda langit yang yang berada di luar atmosfer bumi selalu menjadi hal
menyenangkan yang dapat dilakukan. Apa saja benda-benda langit itu, bagaimana
fenomena diciptakan, dan kejadian-kejadian unik yang terlihat di bumi akan
dapat kita nikmati di kafeastronomi.com. "Komet Terjun ke Badai
Matahari", "Hujan Meteor Shoutern Delta Aquarids 2011" dan
"Meteor Cemerlang di Langit Malam" adalah beberapa artikel yang
sayang jika dilewatkan. Menarik bukan?
Selain
artikel mengenai benda asing di luar bumi, pembaca juga disuguhkan pengetahuan
mengenai software-software astronomi yang dapat digunakan seperti Aplikasi Peta
Langit untuk HP, Stellarium aplikasi yang digunakan untuk tracking satelit, ISS
dan Hubble Space Telescope dan masih banyak lagi.
Selain
hal-hal tersebut kafeastronomi.com juga menyediakan Club bagi pecinta astronomi
berupa Jogja Astronomi Club atau disingkat JAC.
Salah
satu kegiatannya adalah observasi peneropongan benda-benda langit seperti yang
dilakukan pada Sabtu dinihari 23 April 2011 pukul 00:50 WIB, JAC berhasil
mengabadikan meteor cemerlang yang selanjutnya dinamakan fireball Parangkusumo
2011.
Hal
lain yang tidak kalah menarik, kafeastronomi.com dihubungkan langsung dengan
saluran resmi peneropongan bintang kota Jogjakarta oleh tim Jogja Astronomi
Club. Dengan tampilan yang sederhana namun sangat manarik serta gaya bahasa
yang mudah dimengerti, kafeastronomi.com dapat menjadi sumber ilmu astronomi
bagi para pecinta ilmu astronomi. Tidak ingin ketinggalan dengan artikel maupun
berita dari kafeastronomi.com? Pembaca dapat mengikuti perkembangannya lewat
jejaring sosial Facebook maupun Twitter.
http://sinaulinux.martianuswb.com
"Linux
itu asyik!" demikianlah tagline yang didengungkan blog yang satu ini. Sinau
Linux alias Belajar Linux… Pengguna linux jangan sampai melewatkan blog yang
satu ini. Blog ini berisi informasi dan opini tentang teknologi informasi dan
komunikasi, komputer, dan Linux, sistem operasi yang diklaim sebagai favorit
sang pengelola blog.
Mas
Martian, begitu nama panggilan pemilik blog, mencoba berbagi pengetahuan dan
pengalaman melalui blognya dengan penjelasan yang ringan dan mudah dimengerti.
Jangan
khawatir jika Anda bukan expert, karena artikel yang dibahas sangat beragam,
seperti "WordPress 3.2 sudah dirilis", "Pembuatan Animasi
sederhana dengan LibreOffice Impress", termasuk artikel bagaimana
menambahkan aplikasi-aplikasi baru dengan menggunakan Ubuntu Software Center
dengan mudah. Dan masih banyak artikel lainnya yang menarik dan bermanfaat. Ada
tiga kategori penulisan yang disajikan yaitu Info, Tutorial dan Ubuntu.
Tampilan
blog ini mirip Wikipedia yang lebih menonjolkan text, namun jangan khawatir
karena tutorial yang disampaikan di http://sinaulinux.martianuswb.com juga
disertai dengan beberapa gambar pendukung. Bertanyalah tentang linux, maka mas
Martian akan mencoba menjawabnya. Selamat menikmati...
Internet
Sehat Blog & Content Award (ISBA) 2011 adalah sebuah penghargaan sepanjang
tahun yang diberikan kepada pengelola Blog, Wiki, Forum, Portal dan berbagai
jenis layanan konten lainnya, baik perseorangan ataupun berkelompok, yang
dengan segenap daya kreatifitasnya telah menuangkan ide, gagasan dan pikirannya
dalam bentuk tulisan secara online.
Tulisan
tersebut tentunya yang harus dapat memberikan ide ataupun mengarahkan pembaca
untuk melakukan tindakan yang positif dan bermanfaat, bagi dirinya ataupun
masyarakat sekitarnya di Indonesia.
Goal
dari program ini adalah untuk men-generate tumbuhnya konten-konten lokal
sehingga semakin banyak generasi muda Indonesia yang aktif menulis di blog.
ISBA 2011 diinisiasi oleh ICT for Partnership (www.ictwatch.com), didukung oleh
XL Axiata (www.xl.co.id), Norton Symantec (www.symantec.com), dan detikINET
(www.detikinet.com).
Ingin
seperti mereka? Simak cara-caranya di http://isba.ictwatch.com